NTB.Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 42 orang masih hilang akibat tanah longsor pada Senin (6/3/2023). Bencana alam tersebut menimbun satu kampung di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Selain puluhan korban masih hilang, bencana alam tersebut juga merenggut 10 orang korban meninggal. Selain itu, lima orang mengalami luka berat dan tiga orang luka ringan.
Sebanyak 1.216 jiwa terpaksa mengungsi dengan rincian 219 jiwa di PLBN, 215 jiwa di Puskesmas. Selain itu, 500 jiwa di Pelimpak dan masjid serta 282 jiwa di SMA 1 Serasan.
Mengetahui dampak tanah longsor cukup besar, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, terbang ke Natuna pada Selasa (7/3/2023) pagi. Dia ingin melihat secara langsung situasi dan kondisi pascabencana tanah longsor. Selain itu, memastikan penanganan darurat dapat berjalan dengan baik.
Suharyanto terbang dari Pangkalan Udara TNI AU Lanud Halim Perdanakusuma pada pukul 10.00 WIB. Dia dijadwalkan tiba di Lanud Sadjad Ranai, Natuna siang hari.
Setibanya di Natuna, Kepala BNPB memimpin rapat penanganan darurat bencana tanah longsor bersama seluruh unsur Forkopimda Kabupaten Natuna.
"Guna mendukung upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi, BNPB turut mendatangkan tim Basarnas lengkap dengan enam ekor anjing pelacak," jelas Suharyanto.
Sebagai bentuk dukungan percepatan penanganan darurat tanah longsor, BNPB juga membawa beberapa logistik dan peralatan. Seperti tenda pengungsi 4 buah, tenda keluarga 100 buah, selimut 500 kasman, matras 500 kasman. Selain itu, genset listrik ukuran 2 kVA, 15 unit, 1.500 paket makanan, 1.500 paket rendang, velbed 200 unit dan lampu garam 100 buah.
BNPB juga menyerahkan bantuan dana siap pakai untuk penanganan darurat. *
Baca Juga:Video Bareng Istri Disorot, Bintang Emon Langsung Klarifikasi: Tidak Ada Unsur KDRT