NTB.Suara.com – Presenter Rina Nose ternyata pernah jadi korban pelecehan seksual. Dia dipeluk hingga digerayangi. Hal itu dia ceritakan kepada Nikita Mirzani.
Artis dengan nama asli Nurina Permata Putri ini menceritakan kepada Nikita dalam tayangan di kanal Youtube Nexera Entertainment. Dia menyatakan kisah tak mengenakkan itu terjadi saat dia menjadi mahasiswa baru.
Perempuan berusia 39 itu kelahiran Bandung ini mengatakan, saat itu dia ikut Ospek sebagai mahasiswa baru. Katanya, opsek itu dilakukan di sekitar pegunungan.
“Ceritanya kita lagi Ospek. Ospeknya di gunung kan,” kata dia.
Baca Juga:Nikita Mirzani Koar-koar, Butuh Miliaran untuk Penjarakan Dirinya: Pastinya Bukan Gembel
Diketahui, Rina Nose kala itu mengambil kuliah Jurusan Teater di Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung.
Nah, saat Ospek di gunung itu, peserta sudah pada ngantuk. Sehingga tidur di tenda. Sedangkan pada waktu itu, Rina sakit perut sehingga dia tidur di tenda untuk yang sedang sakit.
“Waktu itu gue sakit perut. Dingin kan. Udah sakit, udah tiduran di situ, tahu-tahu ada yang masuk, tiba-tiba meluk gue,” kata dia.
Rina mengatakan, saat itu yang melakukan bukan oknum. Katanya, itu banyak kakak kelasnya yang melakukan perbuatan itu.
“Digerayang-gerayang. Untungnya pas dia lagi begitu, ada orang yang masuk, jadi dia enggak jadi tuh,” jelasnya.
Baca Juga:Nikita Mirzani Pingin Oh Ah dengan Ariel Noah
“Jadi belum diapa-apain nih?” tanya Nikita.
Rina mengatakan, dia baru sampai digerayangi saja dan aksi itu berhenti karena ada yang datang.
“Kan itu aja udah semena-mena,” kata Rina.
Setelah peristiwa tersebut dia melaporkan ke kakak kelas yang menjadi panitia Ospek. Kemudian dilakukan sidang soal pelecehan tersebut.
Saat itu dijelaskan bahwa kalau di gunung itu dingin, sehingga harus begini-begini. Maka memeluk itu dianggap bukan pelecehan. Mereka jelasin secara ilmiah.
“Karena gue dungu, gue iya-iya aja,” terang perempuan yang masuk dunia hiburan karena jadi pelawak ini.
“Ternyata dia melakukan hal yang sama pada orang lain. Jadi nah kan gue bilang bukan itu (memeluk untuk menghangatkan karena di gunung) berarti,” pungkasnya. (*)