NTB.Suara.com - Ayah David Latumahina, Jonathan Latumahina mencabut pemberian maaf untuk para tersangka atau pelaku penganiaya terhadap anaknya. Terutama terhadap Mario Dandy, anak pejabat Pajak, Rafael Alun.
Pengurus GP Ansor ini menyatakan, tidak ingin maaf yang diberikan kepada para pelaku itu malah digunakan sebagai senjata dalam proses hukum.
Memang, sekitar sebulan lalu, Jonathan Latumahina sempat menyatakan kepada Nong Andah Darol Mahmada, aktivis dan salah satu pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL), bahwa ayah Mario dandy, Rafael Aln sempat menjenguk David di Ruang ICU, Rumah Sakit Mayapada, Jakarta, pada Selasa malam (21/2/2023).
Kala itu, Rafael menawarkan bantuan pengobatan untuk David. Akan tetapi, saat itu Jonathan menolak tawaran tersebut.
"Tapi saya bilang tidak usah (memberi bantuan), kalau untuk David kami usahakan sendiri," kata Jonathan Latumahina kepada Nong Andah saat menjenguk David.
Kemudian, Jonathan pun menyampaikan melalui akun media sosial Twitter-nya @seeksixsuck meski menolak bantuan dari Rafel Alun, dia memberikan maaf. Akan tetapi, pemberian maaf itu itu tak menggugurkan proses hukum. Katanya, proses hukum harus jalan terus.
Ternyataan pernyataan Jonathan memberi maaf kepada para pelaku pengniaya David ini malah digunakan menjadi senjata untuk berkelit dari hukum.
Salah satu kuasa hukum David, Mellisa Anggraini melalui akun Twitter @MellisA_An pada Rabu (22/3/2023) menyatakan bahwa saat ini para pelaku berpegang kepada kata maaf dari ayah David di hari kedua anak korban dirawat.
"Di mana saat itu keluarga masih serba shock, bingung dan belum tahu persis apa yang dialami oleh anak korban," tandas Mellisa.
Baca Juga:Akhirnya David Buka Mata, Mengerang-Kepalkan Tangan, Ayah: 'Aku Tahu Kamu Marah, Istighfar'
Merasa bahwa pemberian maafnya ini digunakan untuk kepentingan dalam keringan hukum oleh pihak pelaku, Jonathan akhirnya menarik kembali pemberian maaf tersebut. Dia mencabut kembali kata maaf tersebut.
Dia khawatir, ketulusan memberi maaf kepada pelaku penganiayaan ini malah disalahgunakan pihak tersangka menjadi senjata untuk mencari keringanan hukuman dalam proses hukum kelak.
"Di hari ke-30 ini, ular-ular beludak itu mau pakai permaafan saya saat itu untuk meringankan mereka kelak. Saya tarik ucapan itu," tandas Jonathan.
Dia menyatakan menulis penarikan kembali pemberian maaf itu di hadapan David yang belum sadar, masih berjuang karena kerusakan berat pada syaraf otaknya. Dia juga menyebut, David bernapas melalui trakestomi dengan luka lubang di kerongkongannya, dan ditanam infus vena besar di bahu kirinya, menggunakan selang NGT untuk makan dan minumnya.
"Catat ini ya, saya tidak rela dan tidak ada ampunan apa pun. Mintalah pada Tuhan kalian pengampunan itu," tegas Jonathan.
Dengan dicabutnya pemberian maaf ini, Jonathan berharap hukum ditegakkan untuk memberi keadilan atas perbuatan yang telah dilakukan para tersangka terhadap anaknya. (*)