NTB.Suara.com – Jusuf Hamka punya pengalaman menyingkirkan modal asing di perusahaan jalan tol yang dikelolanya. Saat itu dia menjadi Direktur Utama (Dirut) PT Citramarga Nusapala Persada.
Kisah itu berawal ketika pada 2012 dia menjadi Dirut PT Citramarga Nusapala Persada. Saat itu, perusahaan yang dipimpinnya dikuasai pemodal asing.
"Waktu saya ditunjuk sebagai direktur utama, saya melihat, karena perusahaan publik, pemegangnya ini banyakan institusi-institusi asing," kata Jusuf dikutip dari kanal Youtube LSPR TV, 11 Desember 2019 lalu.
Padahal, jelas Jusuf, jalan tol itu bisnis yang bagus. Dia memberikan gambaran mengapa jalan tol ini bisnis yang bagus.
Begitu juga jalan tol yang dikelola PT Citramarga itu perusahaan yang bagus karena dari satu jalan tol di dalam kota saja menghasilkan Rp5,4 miliar per hari.
Bahkan, jalan tol itu mau kacau pelayanannya sekalipun, orang tetap akan lewat jalan tol. Berbeda dengan binis restoran atau hotel yang sangat rentan pada pelayanannya.
"Kalian pernah lewat jalan tol? bayar, macet, marah-marah hari ini, brengsek ini jalan, macet, bayar pula, besok kalian nganterin duit lagi kepada kita," tandas dia.
Merasa jalan tol ini bisnis yang bagus, Jusuf pun ingin menyingkirkan modal asing di PT Citramarga. Sekaligus dia berharap agar Citramarga dimiliki sahamnya oleh bangsa Indonesia sendiri.
Jusuf akhirnya menyiapkan strategi. Dia kumpulkan teman-temannya dari berbagai macam suku. Ada Tionghoa, dan suku lainnya.
"Saya bilang, daripada asing yang milikin, kenapa gak kita-kita, kalian para aseng, teman-teman maupun (suku) yang lain? Ayo kita milikin,” tandas Jusuf ke teman-temannya.
Kawan-kawannya bertanya bagaimana bisa memiliki saham PT Citramarga. Jusuf mengatakan bahwa hal itu gampang.
“Saya bilang gampang, siapin aja dananya. Saya bikin asing ini keluar barangnya,” kata dia.
Dia mengatakan, apa pun yang dikatakannya akan direaksi market (pasar). Kala itu dia menyebut ingin membeli Bank Century yang sedang bermasalah.
Pernyatannya itu membuat pemodal asing ketakutan. Kebetulan saja, kata Jusuf, dia tidak sekolah tinggi.
"Jadi saya main seruduk saja. Kalau saya ikuti aturan, saya gak berani (bicara yang sifatnya strategis), karena kalau ikuti aturan gak boleh (bicara begitu),” jelasnya.
Karena pernyataan dia, pemodal asing di PT Citramarga menjual sahamnya. Mereka bereaksi ketakutan.
“Itu semua asing tidak setuju. Dia lepas barang (saham) itu semua. Akhirnya teman-teman saya beli semua," papar dia.
"Akhirnya sekarang pemiliknya orang Indonesia asli semua. Jadi Citramarga ini udah gak ada asing,” imbuhnya disambut aplaus dari para wisaudawan dari SLPR tersebut.
Bukan hanya milik dalam negeri, dalam perjalanannya, Jusuf mengatakan PT Citramarga kini dikuasai dirinya. Dia memiliki saham 80 persen di perusahaan yang memiliki tujuh ruas jalan tol di Indonesia ini.
Maka jangan heran, Jusuf Hamka kini jadi salah satu orang paling tajir di Indonesia. Kekayaannya ditaksir mencapai Rp15 triliun.
Dari kekayaan anak angkat ulama besar Buya Hamka ini juga banyak berkecimpung di ranah sosial. Di antaranya dia membangun seribu masjid. (*)