NTB.Suara.com - Buntut penolakan tim Israel berlaga dalam piala dunia U-20 di Indonesia yang berujung rencana dipindahkannya kompetisi ke Peru. Ternyata berbuntut panjang.
Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Profesor Hikmahanto Juwana, langkah penolakan itu dinilai sangat aneh.
Meski itu merupakan penolakan dari partai dalam hal ini adalah PDI Perjuangan yang direspons dua kepala daerah. Yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster.
Sebab, sebagai tuan rumah. Indonesia sudah bersedia sejak tahun 2018 atau 2019 silam. Tapi, penolakan baru disuarakan di ujung pagelaran pertandingan.
Baca Juga:IG Pemprov Bali Dirujak Netizen, Dulu Delegasi Israel Diterima, Sekarang Ditolak
"Dalam kebijakan luar negeri kita, saya selalu bilang. Ya, betul Bung Karno, yang kita tentang adalah kebijakan Zionis Israel," katanya dikutip NTB.Suara.com dari Cokro TV, Selasa 28 Maret 2023.
Di mana kebijakan Zionis Israel tidak sesuai dengan pembukaan Undang-Undang 1945. Di mana penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi ini.
Jika, nantinya Israel membuka kemerdekaan bagi Palestina, maka tentu hubungan Indonesia dan Israel akan terbuka.
Hanya saja, ingat dia, dalam kasus ini adalah pemerintah Zionis Israel. Bukan warga Israel. "Seperti sekarang ini ada pertandingan bola, mereka kan nggak ada kaitannya dengan kebijakan pemerintahnya," tegasnya.
"Kecuali kalau misalnya pemerintah Indonesia atau masyarakat kita. Mohon maaf ya, menganggap keluarga lsrael ini sebagai hal yang haram untuk didatangkan di Indonesia. Ya kalau misalnya seperti itu.
Baca Juga:Wayan Koster-Ganjar Pranowo Tolak Timnas Israel, Gibran: Monggo, Tugas Saya Siapkan Venue
Sampai kiamat kita nggak akan pernah punya hubungan dengan lsrael hubungan diplomatik sama lsrael.
Kalau misalnyan itu yang terjadi berarti apa bedanya kita, mohon maaf ya dengan Nazi Jerman," paparnya panjang lebar. Nazi Jerman sendiri diketahui tidak menyukai orang Yahudi dan berniat memusnahkan mereka.
Lebih lucu lagi, reaksi penolakan Indonesia terhadap tim Israel itu menggambarkan bahwa orang Indonesia lebih Palestina dibandingkan orang Palestina sendiri.
"Duta besar Palestina beberapa waktu yang lalu menyampaikan bahwa kami tidak punya masalah kalau misalnya Timnas Israel itu datang ke Indonesia karenanini masalah olahraga. Beliau mengatakan, kalau dubes Palestina itu kita anggapnsebagai perwakilan dari pemerintah, perwakilan dari rakyat Palestina.
Mereka aja nggak ada masalah kok. Tiba-tiba kita mengatakan bahwa tidak boleh (tim Israel). Ini aneh," tukasnya keheranan. **