NTB.Suara.com – Deddy Corbuzier dan Habib Jafar memberi jawaban cerdas mengapa Tuhan Yang Maha Pengasih maupun Penyayang tapi menyediakan neraka dan membakar manusia di neraka. Deddy menggunakan ilmu psikologi untuk menjawab pertanyaan itu, Habib Jafar menjawab dengan konsep keterpaduan sifat-sifat Tuhan Yang Maha Esa.
Pertanyaan itu terlontar dari Onadio Leonardo dalam program Login yang tayang di kanal Youtube Deddy Corbuzier. Deddy dan Onad berbincang dengan Habib Jafar.
“Lu percaya kan Tuhan Maha Kasih, Maha Penyayang? Lu percaya gak kalau nanti kita di neraka kita dibakar? Dipotong lidahnya, very naïve (sangat naif, red) gak menurut lu Tuhan melakukan itu?” tanya Onad ke Deddy Corbuzier dalam tayangan Jumat (31/3/2023).
Deddy memberi permakluman untuk menjawab pertanyaan itu sebagai orang awam. Dia menjawab pertanyaan itu memai psikologi.
“Gak apa-apa itu keahlian lu,” kata Onad.
Kebetulan, Dedy Corbuzier memang sarjana psikologi. Lelaki bernama asli Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo ini merupakan alumni Universitas Atma Jaya untuk jenjang S1 lalu melanjutkan S1 dengan jurusan yang sama dari Universitas London. Dia juga meraih doktor di bidang magician dari International Magician Society Academy.
“Secara psikologi, love itu feeling atau action?” kata Deddy sedikit bertanya ke Onad.
Dia melanjutkan, kalau cinta itu tidak ada aksinya apakah bisa dikatakan cinta. Onad menjawab tidak.
Dia menganalogikan dengan self love (mencitai diri sendiri). Ada seorang obesitas, namun mengakunya self love.
Baca Juga:Nah Kan! Penyanyi Yeni Inka Pernah Selingkuh, Deddy Corbuzier Kaget
“Kalau lu punya anak, dia pulang pakai narkoba, lu marahin, lu larang gak?” tanya Deddy.
“Larang, dong!” jawab Onad.
“Lu sayang gak?” tanya Deddy selanjutnya.
“Sayang,” katanya.
Mendapat jawaban itu, Deddy menyatakan mengapa sayang tapi memarahi ketika anaknya memakai narkoba.
“Karena menurut gue itu perbuatan yang merugikan lu (diri),” tandas Onad.
“Kalau dia obesitas, akhirnya dia diabetes nggak merugikan?” tanya Deddy.
Onad menjawab itu merugikan. Deddy melanjutkan, seharusnya orang obesitas melarang diri sendiri, karena itu yang disebut self love, yakni mengubah diri sendiri menjadi lebih baik.
“Gua setuju,” tandasnya.
Deddy melanjutkan contoh lagi, bagaimana dengan apabila Onad memiliki anak kemudian memperkosa orang lain, apakah akan memukulnya atau tidak.
“Gua gampar sekali, gua masukin ke kantor polisi,” kata Onad.
“Lu gak cinta ama anak lu. Kok lu gampar, kok lu masukin ke kantor polisi?” tanya Deddy.
“Cinta gue (ke anak),” jawabnya.
Habib Jafar pun memberikan tambahan bahwa kantor polisi ibarat neraka bagi dunia anaknya.
“Dalam perpektif lain, Tuhan kasih aturan ini A, ini B, kalau A konsekuensinya A, kalau B konsekuensinya B. Ketika semua orang melakukan A dan B, dan di akhirat konsekuensinya tidak oran berikan. Apakah orang akan menyebut Dia Yang Maha Adil?” tanya Habib Jafar.
Habi Jafar pun menjelaskan, Maha Pengasih, Penyayang, Adil, Kuasa itu satu kesatuan dari sifat Tuhan dalam keesaan Tuhan.
“Kalau Tuhan tidak memasukkan orang yang tidak adil ke neraka, lalu di mana lagi keadilan itu akan terjadi? Padahal di akhirat itu keadilan akan ditegakkan setegak-tegaknya,” tandas Habib Jafar.
Habib Jafar mengatakan keadilan bisa saja tidak tegak di dunia karena banyak faktor karena manusia itu sendiri. Namun, di akhirat keadilan akan ditegakkan.
“Agar apa (keadilan ditegakkan di akhirat, red)? Agar orang baik tidak merasa ditipu oleh Tuhan. Itu salah satu saja, selain yang disampaikan Om Ded itu,” terangnya.
“Ya udah, yang baik dimasukkin ke surga, yang tidak baik dimasukin ke neraka. Itu neraka pun karena kasihnya Tuhan. Karena ketika lu selesai dengan kerak-kerak lu di dunia, lu akan dimasukin ke surga, asalkan gak syirik ya,” papar Habib Jafar. (*)